Seorang wanita dinilai berbusana baik dan serasi (welldressed), kalau ia senantiasa mengenakan pakaian yang cocok dengan usianya, cocok dengan bentuk badanya dan dengan kepribadiannya. Peranan utama yang perlu diperhatikan dalam berbusana adalah lebih baik berpakaian sederhana daripada berlebihan (overdessed). Selain itu, busana yang kita pakai hendaknya disesuaikan dengan kesempatan dan waktu, umpamanya apakah kita memilih pakaian untuk resepsi, pesta, melawat, pertemuan, rapat, pergi kerja (ke sekolah/ kantor), untuk siang hari atau malam hari. (Ria P, 1986. Aturan Sopan Santun dalam Pergaulan. Jakarta. Mutiara Sumber Widya)
Selanjutnya KLIK DI SINI
ARTIKEL
Kamis, 23 Mei 2013
Selasa, 02 Oktober 2012
CARA BERPAKAIAN
Pakaian memegang peranan penting dalam pergaulan. penilaian pertama terhadap seseorang sering dilakukan melalui pakaiannya. Syarat utama untuk berpkaian baik, bagi pria maupun wanita adalah berbusana bersih, rapi, dan serasi (bukan yang mahal), dan sesuai dengan waktu dan kesempatan. Selanjutnya hendaknya diperhatikan hal yang berikut:
1. sepatu dan tas bersih;
2. rambut dicuci secara teratur dan disisir rapi;
3. kuku (tangan dan kaki) bersih dan terawat;
4. tumit hendaknya selalu kelihatan bersih, terutama bagi wanita; dan
5. badan tidak menyebarkan bau keringat.
Berpakaian baik menimbulkan perasaan senang di hati, menambah kepercayaan pada diri sendiri, dan perasaan lebih leluasa dalam bergaul. Selain itu berpakaian baik menandakan harga diri. Berpakaian lusuh dan sembrono memberi kesan kurang baik seakan-akan tidak mempedulikan orang-orang di sekelilingnya.
1. sepatu dan tas bersih;
2. rambut dicuci secara teratur dan disisir rapi;
3. kuku (tangan dan kaki) bersih dan terawat;
4. tumit hendaknya selalu kelihatan bersih, terutama bagi wanita; dan
5. badan tidak menyebarkan bau keringat.
Berpakaian baik menimbulkan perasaan senang di hati, menambah kepercayaan pada diri sendiri, dan perasaan lebih leluasa dalam bergaul. Selain itu berpakaian baik menandakan harga diri. Berpakaian lusuh dan sembrono memberi kesan kurang baik seakan-akan tidak mempedulikan orang-orang di sekelilingnya.
(Ria P, 1986. Aturan Sopan Santun dalam Pergaulan. Jakarta. Mutiara Sumber Widya)
Senin, 23 Januari 2012
Pendekatan Kekeluargaan
DEFINISI,
BENTUK, FUNGSI, SERTA PENDEKATAN KELUARGA
Definisi Keluarga
Dalam pengertian sosiologis, secara
umum keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang
disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan
rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang
menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan
putrinya, saudara laki-laki dan perempuan serta merupakan pemeliharaan
kebudayaan bersama. Jadi keluarga merupakan kesatuan sosial yang terikat oleh
hubungan darah dan masing-masimg anggotanya mempunyai peranan yang berlainan
sesuai dengan fungsinya.
Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan
Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan
Jumat, 19 Agustus 2011
Dasar Sopan Santun
Sopan santun berdasar pada sikap mengindahkan perasaan orang lain dan tidak menyakiti hatinya. Beberapa contoh dapat disebutkan di bawah ini:
1. menggunakan bahasa dan tutur kata yang baik kepada siapa pun juga;
2. ramah terhadap sesama, terhadap atasan, terhadap bawahan, terhadap anak maupun terhadap murid;
3. selalu berusaha menyenangkan hati orang lain;
4. menghargai orang lain dan memberi pujian kalau perlu;
5. tidak angkuh;
6. tidak menyalahgunakan kedudukan, pendidikan atau kekayaan;
7. tidak lekas tersinggung;
8. dapat menahan diri dan menahan emosi;
9. toleran dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan;
10. tidak memotong pembicaraan orang lain;
11. menjadi pendengar yang baik;
12. tidak mementingkan diri sendiri.
(Ria, 1986. Aturan Sopan Santun dalam Pergaulan. Jakarta:Mutiara SW)
1. menggunakan bahasa dan tutur kata yang baik kepada siapa pun juga;
2. ramah terhadap sesama, terhadap atasan, terhadap bawahan, terhadap anak maupun terhadap murid;
3. selalu berusaha menyenangkan hati orang lain;
4. menghargai orang lain dan memberi pujian kalau perlu;
5. tidak angkuh;
6. tidak menyalahgunakan kedudukan, pendidikan atau kekayaan;
7. tidak lekas tersinggung;
8. dapat menahan diri dan menahan emosi;
9. toleran dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan;
10. tidak memotong pembicaraan orang lain;
11. menjadi pendengar yang baik;
12. tidak mementingkan diri sendiri.
(Ria, 1986. Aturan Sopan Santun dalam Pergaulan. Jakarta:Mutiara SW)
Langganan:
Postingan (Atom)